Rabu, 23 September 2015

Umat Islam Harus Iman Kepada Allah, Apa Maksud & Tujuannya?

IMAN KEPADA ALLAH

Iman kepada Allah mencakup empat hal :
1. Beriman kepada keberadaan Allah .
Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal,syara‟, dan indera.

  • Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Dan kenyataan ini diakui oleh setiap orang yang memiliki fitrah yang benar yang di dalam hatinya tidak terdapat sesuatu yang memalingkannya dari fitrah ini. Rasulullah bersabda : “Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H R. Al-Bukhari).
  • Bukti akal tentang wujud Allah adalah proses penciptaan semua makhluk, bahwa semua makhluk pasti ada yang menciptakan. Karena tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, karena makhluk sebelum diciptakan tentulah ia tidak ada, dan sesuatu yang tidak ada, mustahil mampu menciptakan sesuatu. Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan, karena setiap yang diciptakan pasti membutuhkan pencipta. Adanya makhluk dengan aturan- aturan yang harmonis, tersusun rapi, dan adanya hubungan yang erat antara sebab dan musabab, antara alam semesta satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena sesuatu yang ada secara kebetulan, pada awalnya pasti tidak teratur, maka bagaimana mungkin kemudian dia menjadi teratur dan tetap bertahan teratur tanpa ada faktor lain. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam.
  • Allah menyebutkan dalil Naqli yang qath‟I dalam surat Ath- thur : “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun, ataukah mereka yangmenciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS. Ath-thur: 35). 
Dari ayat di atas jelaslah bahwa makhluk tidak diciptakan tanpa pencipta, dan makhluk tidak menciptakan dirinya sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan makhluk adalah Allah . Ketika Jubair bin Muth‟im mendengar Rasulullah yang tengah membaca surat Ath-thur dan sampai kepada ayat-ayat ini : “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun, ataukah mereka menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan  Rabbmu atau merekalah yang berkuasa?”(QS. At-Thur: 35-37).

Ia, yang tatkala itu masih musyrik berkata, “
 jiwaku hampir saja melayang. Itulah permulaan menetapnya keimanan dalam hatiku
.” (HR.Bukhari). 
Dalam hal ini Kami ingin memberikan satu contoh. Kalau ada seseorang bercerita kepada anda tentang istana yang megah, yang dikelilingi kebun kebun, dialiri sungai-sungai, dialasi oleh hamparan permadani, dan dihiasi dengan berbagai jenis hiasan utama dan pelengkap, lalu orang itu mengatakan kepada anda bahwa istana dengan segala kesempurnaanya ini ada dengan sendirinya, atau tercipta secara kebetulan tanpa  pencipta, pasti anda tidak akan mempercayainya, dan menganggap perkataan itu adalah perkataan dusta dan dungu. Jika demikian halnya,

Baca Juga : Pengertian & Dasar Hukum Rukun Iman dalam Agama Islam


apakah mungkin alam semesta yang luas ini beserta isinya; bumi, langit dan galaxy galaxy dengan sistem yang sangat rapi dan elok tercipta dengan sendirinya atau tercipta secara kebetulan?

  • Dalil syara‟ tentang wujud Allah
Bahwa seluruh kitab  samawi (yang diturunkan dari langit) berbicara tentang hal ini. Seluruh hukum syara` yang mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitabkitab itu datang dari  Rabb yang maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluk-Nya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan oleh realitas akan kebenarannya yang dijelaskan di dalam kitab-kitab itu juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu datang dari  Rabb Yang Maha Kuasa untuk mewujudkan apa yang diberitakan-Nya. e. Dalil logika tentang wujud Allah dapat dibagi menjadi dua :

kita mendengar dan menyaksikan terkabulnya do‟a orang-orang yang berdo‟a serta pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah.

Allah berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika diaberdo‟a, dan Kami memperkenankan do‟anya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.” ( QS. Al-Anbiya: 76).

“Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankannya bagimu…” (QS. Al-Anfal: 9). 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa ia berkata, 
“Pernah ada seorang badui datang pada hari jum‟at. Pada waktu itu Nabi sedang berkhutbah. Lelaki itu berkata “Hai Rasul Allah, harta benda kami telah binasa, seluruh warga ditimpa kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah untuk mengatasi kesulitan kami. “Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya dan berdo‟a. tiba-tiba awan datang bergulung-gulung bagaikan gunung-gunung. Sebelum Rasulullah turun dari mimbar, hujan terlebih dahulu turun dan membasahi jenggot beliau.Pada hari jum‟at yang kedua, orang badui atau orang lain berdiri dan berkata , „Hai Rasulullah, bangunan kami hancur dan harta bendapun tenggelam, berdoalah kepada Allah (agar kami selamat).‟ Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdo‟Allah, “Ya Rabbi, turunkanlah hujan di sekeliling negeri kami, dan jangan Engkau turunkan di negeri kami.” Akhirnya setiap tempat yang be liau tunjuk dengan tangannya menjadi terang (tanpa hujan).”
(HR. Bukhari). 
Hingga di masa kita sekarang ini, kita menyaksikan dan mendengar terkabulnya do`a orang-orang yang  benar-benar berserah diri kepada Allah subhanahu wa ta`ala. 2)Tanda-tanda kebenaran para Nabi yang disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang wujud yang mengutus para Nabi tesebut, yaitu Allah , karena hal-hal itu terjadi di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai bukti penguat kebenaran, dan menolong para Rasul.

Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa `alaihissalam untuk memukul tongkatnya ke laut, Musa memukulnya, lalu laut terbelah menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalurjalur itu menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung.

Allah berfirman:
“Lalu Kami mewahyukan kepada Musa, “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.”(QS. Asy-Syuara‟: 63).

2. Beriman kepada Rububiyah Allah

Beriman kepada  Rububiyah Allah maksudnya: beriman sepenuhnya bahwa Dialah satu satunya Pengatur alam semesta, tiada sekutu dan tiada  penolong selain Dia. Rabb adalah Zat yang menciptakan, memiliki serta memerintah. Jadi, tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada pemilik selain Allah, dan tidak ada perintah selain perintah-Nya.

Allah berfirman:
“…Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanya hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam.” (QS.Al-A‟raf: 54).

Allah  berfirman:
“…Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabbmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain  Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.” (QS. Fathir: 13). 
tidak ada makhluk yang mengingkari kerububiyahan Allah , kecuali orang yang congkak sedang ia tidak meyakini kebenaran ucapannya, seperti yang dilakukan Fir`aun ketika berkata kepada kaumnya: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”(QS. An-Naziat: 24) 

Dan juga ketika berkata:
“Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.”(QS.Al-Qashash: 38) 

Allah berfirman:
“Dan mereka mengingkarinya karena kezdaliman dan kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya.” (QS. An-Naml: 14). 

Allah berfirman :
Nabi Musa berkata kepada Fir`aun, “Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb  yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan binasa.” (QS. Al-Isra‟:102)
Oleh karena itu, sebenarnya orang-orang musyrik mengakui rububiyah Allah, meskipun mereka menyekutukan-Nya dalam uluhiyah (penghambaan).

Allah berfirman:

“Katakanlah,”Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? “Mereka akan menjawab,“kepunyan  Allah”. Katakanlah,“siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya Arsy yang besar?” mereka menjawab, “kepunyaan Allah.”

3. Meyakini dengan keyakinan yang kuat yang tidak disisipi oleh sedikitpun keraguan akan Uluhiyyah Allah

Yaitu menyerahkan semua bentuk ibadah, baik ibadah hati, lisan, anggota badan maupun ibadah-ibadah lainnya hanya untuk Allah semata, tidak untuk yang selain-Nya meskipun hanya secuil. Banyak bukti di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut, diantaranya firman Allah :

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS 162-163).

Keyakinan akan Uluhiyyah Allah Inilah yang menjadi jurang pemisah antara mukmin dengan kafir, sekaligus menjadi titik puncak perseteruan sengit antara Nabi Muhammad dengan kaum kafir jahiliyyah. Mereka enggan untuk menyerahkan ibadah hanya untuk Allah. Sehingga ketika mereka di ajak untuk menyerahkan semua ibadah kepada Allah, mereka menjawab:

أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan” (QS. Shaad: 5).

4. Meyakini dengan sungguh-sungguh akan nama-nama dan sifat-sifat Allah
Yaitu dengan menetapkan nama dan sifat Allah yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang layak dan sesuai dengan keagungan dan kebesaran Allah, tanpa menyamakannya dengan nama dan sifat makhluk yang penuh dengan keterbatasan dan kekurangan. Firman Allah :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat” (QS Asy Syura: 11).


Tujuan Manusia Beriman Kepada Allah SWT :

Tujuan Beriman Kepada Allah swt| Ada banyak fungsi dan manfaat beriman kepada Allah SWT baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun diakhirat nanti. Manfaat tersebut tak ternilai harganya, manfaat pertama adalah hati kita terasa nyaman dari masalah kita alami. Manfaat tersebut merupakan manfaat yang tidak dimiliki oleh orang beriman kepada Allah SWT. biarpun kita kaya tetapi hati dan pikiran kita tidak nyaman dan selalu merasa gelisah, Oleh karna itu mari kita dekatkan diri kita kepada Allah SWT dengan beriman dengan shalat lima waktu, mengaji, berbuat baik, menjauhkan diri dari perbuatan kotor, dan bertaubat karna dengan menjalankan itu semua diri kita akan mendapatkannya baik itu yang timbul maupun yang tidak timbul. Fungsi dan Manfaat Beriman Kepada Allah SWT yang dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini..
Fungsi dan Manfaat Beriman Kepada Allah SWT

Fungsi dan manfaat beriman kepada Allah SWT, antara lain sebagai berikut..
1. Dapat menambah keyakinan kita kepada Allah SWT. yaitu menyakini keagungan dan kebesaran Allah SWT. yang telah menciptakan dunia seisinya serta mensyukuri nikmat-Nya.
2. Dapat menjadi acuan dalam kehidupan kita sehari-hari supaya taat menjalankan perintah Allah SWT. dan menjauhi semua larangan-Nya sehingga hati dan jiwa kita selalu ingat kepada Allah SWT.

Sebagai firman Allah SWT. berikut..
Fungsi dan Manfaat Beriman Kepada Allah swt.

(Yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka aman tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah maka hati akan tenteram (Q.S. Ar-Ra'd :28).

3. Dapat menyelamatkan orang yang beriman, baik di dunia maupun di akhirat karena yang akan ditolong Allah.

Sebagai firman Allah SWT. berikut..
Fungsi dan Manfaat Beriman Kepada Allah swt.

Artinya :
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).(Q.S. Al-Mukmin :51).

Fungsi dan Manfaat Beriman Kepada Allah swt.

Sekian pembahasan tentang Umat Islam Harus Iman Kepada Allah swt. dan lihat juga berbagi macam artikel-artikel menarik di Artikelsiana.com. Semoga artikel tentang Fungsi dan Manfaat Beriman Kepada Allah swt dapat bermanfaat bagi kita semua, terkhusus pada pembaca budiman. Amin

Print PDF

Jadilah orang yang pertama untuk membagikan artikel ini, biar Allah dan malaikatnya membalas kebaikan Anda

Natas-Nitis-Netes

0 Comment to "Umat Islam Harus Iman Kepada Allah, Apa Maksud & Tujuannya?"

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Rahasia Al-Quran Yang Mau berdiskusi berkaitan tentang Artikel yang sudah Anda baca, Tuliskan Bahasan Anda dengan sopan dan baik seusai etika